My Passion

My Passion

14 août 2012

Apa yang akan dilakukan ketika di MTI?


Ketika sudah menjadi anggota MTI, tentulah sudah saatnya saya bertanya pada diri sendiri: Kontribusi apa yang dapat saya berikan pada MTI? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, hal pertama yang harus saya lakukan adalah mengenal MTI lebih dalam lagi dan melakukan refleksi diri. Sebelum saya melakukan sesuatu atau pun memberikan sesuatu pada MTI, tentunya hal-hal tersebut harus selaras dengan tujuan saya masuk MTI. Kontribusi yang nantinya saya berikan pada MTI sudah sewajarnya sejalan dengan visi hidup dan minat/bakat yang saya miliki. Selain itu, untuk memberikan sesuatu kepada suatu lembaga seharusnya sesuai dengan visi /misi dari lembaga tersebut agar  apa yang nantinya diberikan ataupun dilakukan adalah sesuai dengan kebutuhan lembaga.
Tujuan utama saya menjadi anggota MTI ialah sebagai sarana pengembangan diri dan menambah pengalaman serta memperluas networking. MTI juga menjadi salah satu wadah untuk menunjukan kontribusi nyata dalam hal melakukan pengabdian/pelayanan masyarakat.
Dari pengenalan seluruh divisi yang ada di MTI, ada beberapa divisi yang menarik minat saya, khususnya sebagai sarana pengembangan diri. Saya ingin turut mengambil bagian di divisi seni dan budaya atau yang biasa disebut divisi senbud. Divisi ini membawahi beberapa club, seperti band, tari, dll. Sebagai mana kita ketahui, MTI menjadi juara di lomba paduan suara yang diadakan PSM ITB. Vocal group MTI juga sudah banyak dikenal dan telah mengisi beberapa acara seperti pada PSB ITB bulan Maret lalu. Paduan suara (vocal group) merupakan cabang / club dari divisi seni budaya. Saya bukanlah orang yang memiliki bakat yang besar dibidang kesenian atau pun tahu banyak mengenai kebudayaan, tetapi harapan saya ialah dengan hadirnya saya di divisi ini dapat memberikan banyak masukan atau pun opini berdasarkan pengalaman saya yang berkenaan dengan seni / budaya sehingga nantinya hal tersebut dapat menjadi sarana pengembangan diri bagi divisi ini khususnya kepada segenap anggota senbud ataupun MTI kedepannya.
Selain di divisi seni budaya, saya juga tertarik akan bidang keuangan yang termasuk pada bidang supporting. Saya merasa akan mendapat banyak sekali pengalaman akan management keuangan jika saya turut aktif di divisi ini. Sebenarnya, ketertarikan saya akan divisi ini diawali dari banyak rumor yang berkata bahwa uang kas / simpanan MTI jumlahnya banyak; yang ternyata memang benar adanya. Dengan turut aktif di divisi ini , berarti saya dapat banyak belajar tentang bagaimana mengelola keuangan di suatu organisasi. Tentunya membutuhkan tanggung jawab yang besar serta strategi pengelolaan uang yang baik karena selain faktor banyaknya jumlah uang yang ada, juga berkenaan dangan organisasi tersebut. Uang adalah sesuatu yang sangat vital dan berhubungan langsung dengan berbagai proker  (program kerja) yang akan diadakan oleh MTI. Oleh karena itu, divisi keuangan merupakan divisi yang crucial dan menjadi bagian dari divisi keuangan merupakan suatu amanah yang menuntut tanggung jawab besar.
Sebagaimana kita ketahui, MTI telah banyak mengadakan acara yang sering kali mengundang banyak alumni atau pun tamu-tamu dari luar kampus. Salah satu acara yang telah diadakan MTI dan banyak mengundang tamu dari perusahaan lain ialah Carreer Day. Disana, kami dapat membangun koneksi dengan perusahaan-perusahaan luar yang nantinya akan sangat membantu jika sudah lulus atau pun sedang mencari kerja. Proker besar MTI lainnya ialah wisuda. Wisuda beserta arak-arakannya merupakan budaya kampus ITB yang telah dilakukan sejak dulu dari tahun ke tahun. Tentunya MTI juga ikut terlibat dalam salah satu event besar kampus ini. Saat mengurus wisuda, segenap anggota MTI dapat terlibat untuk berpartisipasi di dalamnya. Entah untuk ikut arak-arakan, menjadi danlap wisuda, atau pun sebagai LO wisudawan. Wisudaan ini merupakan moment besar yang dapat menjadi ajang memperluas network khususnya dengan para alumni jika saja saya menjadi salah satu panitianya / pengurus wisuda. Keterlibatan ini bisa jadi bukan merupakan hal besar seperti menyanyi saat syukwis atau menjadi LO bagi salah saru wisudawan. Tetapi rangkaian acara wisuda merupakan salah satu moment terpenting bagi para wisudawan dan MTI, sehingga kontribusi sekecil apapun yang kita lakukan adalah sangat berarti khususnya bagi para wisudawan. Saya pribadi sangat berminat untuk menjadi bagian dari acara wisudaan MTI (karena selama ini hanya sebatas menonton). Kemungkinan besar saya ingin mendaftar di Oprec (open recruitment) untuk menjadi LO, karena salah satu wisudawan bulan Oktober sudah ada yang meminta saya menjadi LO nya. Tentunya hal ini akan dapat saya lakukan jika sudah menjadi bagian dari keluarga MTI.
MTI memiliki kegiatan yang sangat beragam. Bukan hanya kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan organisasi internal saja, tetapi juga kegiatan yang memberikan kontribusi  pada masyarakat / lingkungan sekitar. Sebagai organisasi besar, merupakan langkah yang sangat baik untuk oengembangan diri anggotanya ketika organisasi tersebut turut menaruh perhatian akan masyarakat sekitar karena dengan sendirinya hal tersebut akan membangun kesadaran serta meningkatkan kepedulian peserta akan lingkungan sosial khususnya bagi warga masyarakat yang memerlukan bantuan. MTI memiliki bidang khusus untuk pengabdian masyarakat yang membawahi  dua divisi, yaitu community service (comserv) dan community development (comdev). Kedua divisi ini merupakan perpanjangan tangan MTI untuk dapat berkecimpung di bidang pelayanan sosial. Di sinilah dimana kontribusi nyata dari MTI untuk masyarakat luas dapat ditunjukan, atau dengan kata lain melalui inilah kontribusi nyata saya untuk MTI dan masyarakat luas dapat terlihat. Setelah dijelaskan tentang proker-proker yang dimiliki comdev dan comserv, saya terdorong untuk turut berpartisipasi di dalamnya, partisipasi saya untuk divisi/kegiatan ini mungkin tidak besar tetapi dorongan untuk memberi tersebut yang membuat saya ingin turut membantu dalam prokernya. Saya tertarik dengan proker charity (amal) juga desa Cibuluh (maaf jika terdapat kesalahan ketik) yang selama ini kehidupan desanya didukung oleh MTI. Mungkin kalau ada oprec untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial ini saya akan antusias untuk daftar dan turut memberikan bantuan semampu saya. Kalau boleh saya bilang, kedua divisi ini memiliki tujuan yang sangat mulia dan kembali mengingatkan mahasiswa MTI untuk tidak terlalu terlena dengan kegiatan belajar atau kegiatan mahasiswa lainnya, tetapi juga tetap mengingat bahwa apa yang telah didapatkan sudah seharusnya dikembalikan lagi pada masyarakat melalui proker-proker yang telah dibuat dan disediakan bagi segenap masa MTI yang ingin terlibat.
Akhir kata, mungkin apa yang dapat saya berikan kepada MTI nantinya bukanlah kontribusi yang besar, tetapi besar harapan saya jika aksi-aksi kecil yang saya lakukan itu dapat menjadi ajang pengembangan diri bagi anggota MTI lainnya dan juga bagi saya. Sekali lagi hal-hal yang saya tuliskan di sini masih merupakan bayangan atau angan-angan saya ketika nantinya menjadi bagian dari MTI. Besar harapan saya untuk dapat merealisasikan setidaknya sebagian besar dari apa yang telah saya tuliskan.
Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Sekian dan terimakasih.

12 août 2012

REVIEW BUKA PUASA

Pada hari Senin, 6 Agustus 2012, angkatan TI-MRI 2011 mengadakan acara buka puasa bersama. Acara ini kami adakan di sela-sela rangkaian kegiatan PPAB MTI 2012 yang berlangsung dari tanggal 1 - 7 Agustus. Acara buka bersama ini kami adakan di rumah salah satu teman kami, Baninda, yang bertempat di komplek KPAD, Setiabudi.

Kami diminta berkumpul di TVST sekitar pukul 3 kurang untuk menentukan pembagian transpor, memastikan siapa saja yang ikut, dll. Wanita diprioritaskan terlebih dahulu untuk mendapatkan transpor. Sisanya yang tidak kebagian tumpangan transpor mobil atau motor, memutuskan untuk charter angkot. Setelah memastikan bahwa semua orang yang ikut telah berkumpul dan kebagian transpor, maka kami pun mulai mobilisasi keberangkatan. Namun tidak semua dari kami berangkat secara bersamaan. Terdapat beberapa orang tim bendera yang masih menyelesaikan tugasnya dan datang menyusul, juga terdapat beberapa orang khususnya dari divisi konsumsi yang bertugas mengambil konsumsi terlebih dahulu.

Satu per satu dari kami mulai berdatangan ke rumah Nda (panggilan akrab Baninda). Sekitar pukul 18 semua teman-teman kami telah berkumpul di tempat acara (kecuali tim bendera). Karena sudah saatnya berbuka puasa, Ibu dari Baninda menyuguhkan qurma dan membelikan gorengan untuk kami yang ada disana. Tidak lupa pula Ia mempersilahkan kami untuk masuk ke ruang tamu. Setelah semua anak telah dikondisikan di dalam rumah, kami pun mulai membagikan konsumsi. -Saat itu konsumsi kami berupa nasi box Hoka Hoka Bento-. Kami pun mulai makan sambil tidak lupa berfoto dan mengobrol akrab.

Setelah kami semua selesai makan, mulailah pengondisian untuk shalat. Shalat dilakukan secara berjamaah di ruang tamu dengan dibagi beberapa keloter. Saat sebagian dari kami shalat, yang tidak shalat sedang ngonrol ataupun berfoto, ada juga yang pindah ke teras atau pun ruang depan agar tidak mengganggu teman-teman yang sedang shalat. Setelah semuanya selesai shalat, kami tanpa direncanakan melakukan jamming di teras dengan menyanyikan banyak lagu. Luhut yang memainkan gitarnya. Awalnya jamming tersebut dilakukan oleh beberapa orang saja, namun akhirnya semua dari kami ikut keluar rumah dan memenuhi teras dan garasi untuk menyanyi dan bergembira bersama. Saat itu juga kami berlatih menyanyikan lagu angkatan. Jamming berlangsung cukup lama dan membuat kami cukup lupa waktu karena keasyikan menyanyi.

Setelah menyanyi, kami kembali pada agenda awal dan merupakan yang paling penting, yaitu acara kekeluargaan. Dalam acara kekeluargaan ini awalnya kami menayangkan slide tentang harapan-harapan kami akan angkatan TI - MRI 2011 ini, lalu dilanjutkan dengan penayangan foto-foto kami dari pra interaksi hingga kegiatan terakhir, dilakukan pula penjelasan tentang visi misi angkatan dan bendera angkatan. Lalu diadakan kuis untuk mengenalkan diri dan mempromosikan diri di depan satu angkatan agar kami dapat lebih mengenalnya. Setelah itu terdapat juga tantangan untuk menyebutkan nama dari semua kami yang hadir saat itu dan Aditya Parama berhasil melewati tantangan itu. Akhirnya, acara pun ditutup oleh ketua angkatan. Seselesainya acara tersebut, kami pun memulai mobilisasi pulang. Mobilisasi pulang dilakukan kurang lebih sama dengan saat kami berangkat, hanya saja sudah ada beberapa teman kami yang pulang duluan karena satu dan lain hal.

Intinya, acara buka puasa bersama ini sangat menambah kedekatan kami. Acara ini juga sangat berkesan apalagi karena dilakukan di bulan puasa. Melalui acara ini, kami jadi lebih mengenal angkatan kami.

5 août 2012

TUGAS TAMBAHAN: review interaksi pertama minimum 500 kata


Pada hari Rabu, 1 Agustus 2012, diadakan interksi yang pertama dalam rangkaian kegiatan PPAB MTI 2012. Saya tidak datang pada pertemuan hari ini dikarenakan sakit maag yang kambuh. Review yang saya buat ini berdasarkan pada informasi dan cerita yang disampaikan oleh teman-teman saya saat mengadakan kumpul angkatan di rumah Ifi pada sore hingga malam harinya setelah interaksi selesai.

Hari ini kami berkumpul pukuk 06.00 di selasar PLN. Di sana kami mempersiapkan diri sebelum interaksi dimulai. Kami melakukan pembagian biscuit, pengisian buku angkatan, pembagian nametag dan pita identitas, serta melengkapi spek kami yang dirasa kurang. Lalu kami mulai mobilisasi ke parkiran GSG dan terlambat sekitar 5 menit dari waktu yang dijanjikan, yaitu 07.30. Di sana, kami mulai melakukan cek spek. Ternyata masih banyak dari kami yang tidak melengkapi spek. Lalu, diputuskan untuk menunjuk PJ spek yaitu Andi Dananto. Setelah cek spek, kami melakukan penghitungan jumlah peserta yang datang. Berdasarkan perhitungan, peserta yang datang pada saat itu ialah 154 orang. Namun ternyata perhitungan tersebut adalah salah. Peserta yang datang pada interaksi hari pertama tepatnya sejumlah 134 orang dan masih kurang dari jumlah minimum peserta yang telah disepakati di kontrak belajar, yaitu sejumlah 161 orang. Lalu ditunjuklah PJ kehadiran minimum, yaitu  Novan Putra.

Kami pun di mobilisasi ke ruang PTI yang terdapat di gedung Teknik Industri lantai 3. Disana kami melakukan talkshow yang sangat inspiratif oleh kak M. Rihan Handaulah El ’04. Judul dari talkshow ini ialah A Purpose Driven Life. Seperti yang tergambar dari judulnya, talkshow ini membicarakan tentang visi hidup. Visi hidup merupakan tujuan hidup seseorang atau apa pencapaian yang hendak diraih seseorang dalam hidupnya. Seseorang harus memiliki visi dalam menjalani hidupnya agar setiap langkah yang ia lakukan terarah dan jelas. Visi hidup yang ideal memiliki beberapa criteria, salah satunya yaitu SMART-C. SMART-C kepanjangan dari:
S – Specific
M – Measurable
A – Achievable
R – Realistic
T – Time-based
C – Challenging

·         Specific berarti visi hidup kita haruslah sesuatu yang jelas dan real. Visi hidup ini haruslah dirumuskan dengan spesifik dengan begitu kita mengetahui langkah-langkah real untuk mencapainya.
·         Measurable atau terukur berarti visi hidup ini harus memiliki parameter keberhasilan dan target yang hendak dicapainya jelas.
·         Achievable artinya visi hidup yang kita buat haruslah sesuatu yang dapat dicapai dan tidak absurd.
·         Realistic berarti dalam menentukan visi hidup, kita sebaiknya tidak muluk-muluk. Visi yang kita rumuskan haruslah sesuatu yang real dan jelas.
·         Time-based berarti visi hidup yang kita buat haruslah memiliki acuan waktu, dan memiliki jangka waktu tertentu.
·         Challenging dimakhsudkan agar visi hidup yang kita buat merupakan sesuatu yang menantang dan dapat memacu kita untuk mencapainya.

Puncak atau titik akhir dari tujuan kita ialah Ultimate Goal. Ultimate goal merupakan irisan dari value, challenge, dan opportunity. Oleh karena itu, untuk mencapai visi kita membutuhkan misi. Misi merupakan langkah-langkah untuk mencapai visi. Misi ini dapat kita buat dalam bentuk time capsule. Time capsule ini memuat poin-poin penting untuk mencapai visi dengan jangka waktu tertentu atau yang sederhananya membuat timeline untuk tiap poin hingga mencapai visi. Dalam membuat planning atau perencanaan, kita harus memerhatikan tiga hal penting, yaitu rencana yang buruk adalah rencana yang tidak dieksekusi, harus focus pada tujuan, fleksibel dalam jalannya, dan harus syukur dan sabar.

Setelah itu, kami dibagi menjadi beberapa kelompok mentor untuk membuat SWOT. SWOT singkatan dari:
S – Strength
W – Weakness
O – Opportunity
T – Threat
Tujuan dari pembuatan SWOT ini adalah agar kita lebih mengenal diri kita dan apa yang kita miliki. Empat poin ini sangatlah crucial untuk membantu kita dalam menentukan visi hidup ataupun melakukan hal-hal yang dapat membangun kita menjadi lebih baik. Pembuatan SWOT biasanya dilakukan dengan membuat table dengan dua row dan dua column. Kotak kiri atas ialah S (strength) atau kekuatan kita, kota.k kanan atas ialah W (weakness) atau kelemahan kita, kotak kiri bawah ialah O (opportunity) atau kesempatan yang kita miliki, dan kotak kanan bawah ialah T (Threat) atau ancaman yang ada di sekitar kita.

SWOT yang kami buat merupakan refleksi diri kami. Kami juga membuat strategi untuk meningkatkan strength serta untuk mengurangi weakness kami miliki. Pembuatan strategi ini berguna untuk menyiasati poin-poin kelebihan dan kekurangan yang kami miliki. Strategi ini dapat dibuat dalam bentuk table TOWS. Strategi-strategi yang dibentuk merupakan irisan dari S dan W terhadap T dan O sehingga dalam setiap poin, kami dapat mengetahui strategi yang tepat untuk mengoptimalkan kekuatan yang kami miliki serta untuk meminimalkan kelemahan yang kami rasakan. Menurut saya, TOWS sangat membantu dalam pengembangan diri dan pengefektifan dari poin-poin penting yang telah kita tuliskan.  
*table SWOT dan TOWS yang saya buat telah diposkan di blog saya (deliciaulyta.blogspot.com). Silahkan dilihat sebagai referensi.

Setelah break, kami melanjutkan kegiatan dengan membuat time capsule. Time capsule ini merupakan rangkian hal yang ingin kita lakukan untuk menggapai visi hidup kita selama 20 tahun ke depan. Seperti yang telah saya jelaskan di atas perihal time capsule. Setelah kami selesai membuat time capsule, kami diberikan tugas oleh pihak Litbang.

Akhirnya, acara interaksi inipun ditutup sekitar pukul 3.45.

4 août 2012

Review Sabtu, 4 Agustus 2012


Pada hari ini, Sabtu, 4 Agustus 2012, diadakan interaksi PPAB MTI yang ke empat. Interaksi kali ini merupakan interaksi yang paling asik menurut saya. Berikut adalah detail acaranya. Awalnya kami berkumpul seperti biasa di selasar PLN sekitar pukul 6.00. Di sana, kami saling melengkapi spek, melakukan cek spek, dan mencoba mengisi buku angkatan. Setelah pendahulu datang ke PLN sekitar pukul 07.20, kami pun membuat dua banjar dan mulai mobilisasi ke parkiran GSG.

Di parkiran GSG, seperti biasa kami dimarahi dan dihukum sikap layang. Sebenarnya saya kurang mengerti mengapa hukumannya berupa sikap layang, padahal biasanya (di kaderisasi lainnya) hukuman fisiknya adalah berupa push up. Dalam hal ini, saya kurang mendapatkan apa manfaat dari sikap layang dibandingkan dengan push up yang memang banyak digunakan sebagai bentuk latihan fisik dalam olahraga. Kami dihukum karena lagi-lagi tidak memenuhi minimal kehadiran yang sangat tinggi yaitu 97% atau 161 orang. Pada pertemuan hari ini peserta yang datang berjumlah kira-kira 136 orang dengan 20 orang sakit, 8 orang izin, dan 2 orang izin keagamaan. Lalu kami pun melakukan cek spek. Saat cek spek, terdapat sedikit ketidakselarasan presepsi antara panitia dan peserta yaitu mengenai alat beribadah. Menurut panitia, alat beribadah merupakan spek wajib khususnya bagi yang beragama Islam. Sedangkan menurut peserta, spek tersebut merupakan hal yang opsional. Terdapat argumentasi antara peserta dan panitia hingga akhirnya Aiman menginterupsi dan berpendapat bahwa masalah tersebut tidak sepatutnya diperdebatkan lebih jauh karena menyangkut hal yang sensitive dan pada dasarnya adalah urusan pribadi kita dengan Yang Di Atas. Saya sangat setuju dengan argument Aiman. Agama merupakan pilihan setiap orang seperti pada tercantum di UUD. Sudah merupakan kewajiban panitia untuk mengingatkan segenap peserta untuk membawa alat beribadah, tetapi juga merupakan hak peserta untuk memilih melakukan atau tidaknya kegiatan/ritual keagamaan tersebut. Tanpa bermakhsud untuk membahas masalah ini lebih jauh, saya juga hendak berterimakasih kepada pihak panitia karena dengan segala pengertiannya mengizinkan saya untuk berpuasa meskipun saya non-Muslim, jadi ketika cek spek saya tidak mengangkat alat beribadah ataupun makan siang.

Setelah itu kami dimobilisasi ke ruang PTI. Disana terdapat presentasi dari beberapa pihak. Yang pertama adalah ka Dodop. Ia membicarakan akan urgensi berhimpunan dan memberikan banyak motivasi juga berbagi pengalaman agar kami tetap semangat menjalani kegiatan PPAB dan nantinya menjadi bagian dari MTI ITB dan bisa mendapatkan benefits seperti yang didapatkannya di MTI dulu. Selanjutnya ialah presentasi dari Ketua MTI saat ini yaitu ka Handy Aulia MRI ’09. Kami diperlihatkan sebuah video mengenai profil MTI dan sedikit penjelasan tentang MTI. Kekuasaan tertinggi di MTI dipegang oleh Rapat Anggota dengan dibawahnya terdapat Ketua, Senator, dan BPA yang berada dalam tingkatan yang sejajar. Selanjutnya anggota BPA melakukan presentasi dan menjabarkan tugas dan wewenangnya, serta prokernya. Dilanjutkan oleh tim Senator, tetapi sayang sekali Senator MTI berhalangan hadir dikarenakan sedang melakukan KP.

Acara selanjutnya adalah Amazing Race. Terdapat 7 pos dimana di setiap pos kita harus mengumpulkan hati sebanyak-banyaknya. Tantangan di pos-pos ini bertemakan keorganisasian di MTI. Pos-pos tersebut antara lain Pos Senator dan Kahim, Pos BPA, Pos kesekretariatan dan supporting, Pos bidang Eksternal, pos bidang internal, pos bidang KPM, dan pos bidang Pengabdian Masyarakat.

Dari pertemuan kali ini tentunya membawa kami mengenal MTI lebih jauh. Akhirnya kamipun dikumpulkan di parkiran GSG untuk pembagian hadiah lalu kami dibubarkan. 

3 août 2012

Review Jumat, 3 Agustus 2012


Pada hari ini, Jumat, 3 Agustus 2012, diadakan acara interaksi PPAB MTI 2011 yang keempat. Pertemuan kali ini tidak seperti biasanya. Awalnya semua berjalan normal. Acara dimulai pukul 07.30  dan bertempat di parkiran GSG. Seperti biasa, kami mulai berkumpul terlebih dahulu di selesar gedung PLN. Setelah mengecek spek, membagikan biscuit, dan mempersiapkan hal-hal lainnya, kami pun dimobilisasi ke parkiran GSG oleh seorang pendahulu.

Di parkiran GSG, panitia PPAB MTI telah standby di posisi. Kami pun melakukan kegiatan baris-berbaris dengan membentuk shaft dan merapikan barisan dalam hitungan tertentu. Setelah itu kami melakukan pengecekan kuorum. Sebagaimana kita ketahui bahwa batas minimum kedatangan peserta tiap interaksi ialah 161 orang, tetapi ternyata hari ini yang hadir hanya sekitar 136 orang dengan keadaan ada beberapa orang yang tidak diketahui kabarnya atau alasannya atas ketidakhadirannya di interaksi kali ini. Lalu danlap pun membubarkan acara. Interaksi dibatalkan dan panitia diminta untuk meninggalkan tempat. Kami sudah mencoba melakukan interupsi, namun semua interupsi ditolak oleh danlap.

Kami pun memutuskan untuk berkumpul di depan KBL. Disana kami sempat membicarakan tentang kuorum tersebut, kabar yang sakit, dan mencari informasi teman-teman yang tidak ada kabar. Lalu ada 2 orang MTI ’09 yang mendatangi kami dan member nasihat serta mengajak sharing. Di situ kami diyakinkan akan pentingnya masa kaderisasi. Kami juga diajak untuk refleksi mengapa selama ini kehadiran peserta selalu tidak memenuhi batas minimum, dll. Pada akhirnya, setelah berhasil mendatangkan beberapa teman, jumlah kamipun bertambah menjadi sekitar 140an orang.

Kami pun kembali ke GSG dan melanjutkan acara. Setelah melakukan cek spek, acara selanjutnya ialah Formen atau forum mentor. Disana mentor mengajak kami untuk terbuka dan menyampaikan oeandangan ataupun keluh-kesah kami selama menjalankan rangkaian PPAB. Selanjutnya,  kami dimobilisasi ke ruang PTI. Disana kami mempresentasikan presentasi yang telah kami buat, yaitu tentang isi di bidang industry. Setiap kelompok memilih bidang industry yang berbeda dan presentasi yang tampilkan sangat menarik dan menambah wawasan, meskipun tidak semua kelompok mendapat kesempatan untuk menampilkan presentasinya.

Akhirnya kami kembali dikumpulkan di parkiran GSG. Dari pembicaraan ini, kami mencatat beberapa poin penting yaitu bagaimana agar semua peserta bisa datang ke PPAB, pertanggungjawaban akan adanya matrikulasi, pemantapan materi yang selama ini telah dibarikan melalui interaksi, dan pemilihan ketua angkatan. Lalu interaksi pun akhirnya selesai.

Review Kamis, 2 Agustus 2012


Pada hari ini, Kamis, 2 Agustus 2012, kembali diadakan interaksi PPAB MTI 2012. Jarkom untuk interaksi kali ini cukup mendadak. Seperti biasa, kami berkumpul di selasar PLN sebelum interaksi dimulai. Di sini kami membagikan biscuit (yang dibeli untuk satu angkatan), pita identitas, name tag, serta saling melengkapi dan mengecek spek antarangkatan 2011. Lalu secara sporadic kami pun melakukan mobilisasi ke Gedung Teknik Industri lantai 3.

                Sesampainya di dalam ruangan, ternyata kami masih dinyatakan terlambat sekitar 10 menit. Setelah itu kami melakukan pengecekan kuorum serta cek spek. Kuorum untuk setiap interaksi seharusnya 161 orang, tetapi total peserta yang datang hari ini hanya 132 orang. Berarti kami tidak mencaoai kuorum, dan PJ Kuorum ( Novan dan Andre) harus melakukan konsekuensi berupa push up sebanyak dua seri (20 kali push up). Kegiatan selanjutnya ialah cek spek. PJ spek untuk pertemuan kali ini ialah Andi Dananto. Setelah melakukan serangkaian cek spek, ternyata masih terdapat 16 orang yang tidak membawa spek dengan lengkap. Sesuai dengan perjanjian antara PJ dan pendiklat, PJ akan dikenai push up sebanyak satu seri untuk setiap orang yang tidak membawa spek dengan lengkap, yang berarti Andi harus turun 160 kali push up.

                Akhirnya kami memasuki sesi materi. Materi yang diberikan kali ini ialah 7 Tools oleh ka Bintang dan Ka Tafta (MTI ’09). Seven Tools merupakan alat yang memudahkan kita dalam melakukan quality control. Quality control ini perlu dilakukan agar proses produksi barang dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan output yang maksimal. Seven Tools terdiri dari Flowchart, Control Chart, Fish bone chart, scatter plot, histogram, check sheet, dan pareto chart.
*Keterangan dan penjelasan lebih lanjut telah dibuat pada paper 7 Tools*
Setelah itu kami pun diberikan contoh studi kasus dan bagaimana memecahkan kasus serta mencari solusi dengan metode 7 Tools. Tools yang digunakan yaitu Fish Bone dan Scatter Plot.

                Acara dilanjutkan dengan presentasi kasus sederhana yang terjadi di kawasan ITB oleh masing-masing kelompok. Pada kasus yang diajukan, kami harus mencari solusinya dengan menggunakan metode yang telah tersedia di 7 tools. Sesi presentasi diikuti juga dengan sesi pertanyaan oleh kakak MTI ’09.

                Akhrinya, kami kembali dimobilisasi ke gedung Teknik Industri. Disana kami diberikan tugas-tugas  dan mendapat tegoran atas tugas kami yang masih dianggap lalai oleh kakak Litbang. Sebelum kami dibubarkan, kami sempat diajak berdiskusi tentang masalah angkatan kami yang seringkali melalaikan tugas. Gelaja, penyebab, serta solusi kami cari dengan metode Fish Bone.

2 août 2012

Visi Misi Hidup


Visi Hidup            : Menjadi seorang pengusaha terkemuka di bidang fashion yang berbasis kebudayaan Indonesia dan turut andil dalam mencerdaskan wanita Indonesia.

Penjelasan          : Menjadi seorang pengusaha di bidang fashion merupakan salah satu cita-cita saya, dimana saya dapat menjadi wanita yang produktif dan inovatif. Fashion atau mode juga merupakan passion saya. Jadi alangkah menyenangkannya jika dapat menjalankan hobi sekaligu menghasilkan uang. Saya juga ingin mengedepankan kebudayaan Indonesia dalam bisnis saya karena keprihatinan saya akan kebudayaan local yang semakin dilupakan oleh masyarakatnya sendiri khususnya oleh generasi muda sebagai generasi penerus. Ini juga merupakan ajang pembuktian bahwa kebudayaan nusantara tidak kalah kompetitif dengan budaya barat. Selain itu, perhatian saya juga terarah pada kaum hawa. Wanita sebagai seorang ibu yang nantinya melahirkan anak-anak generasi penerus bangsa haruslah memiliki modal pengetahuan, pendidikan, atau setidaknya keterampilan yang cukup untuk menjadi bekal bagi anak-anaknya. Saya berharap dapat mencapai visi hidup saya dan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat Indonesia akan kebudayaannya yang selanjutnya akan menjadi langkah preventif dari punahnya kebudayaan Indonesia.

Misi Hidup           :
1.       Memperbanyak network / jaringan
Perluasan network dapat dilakukan dengan banyak cara seperti, dengan aktif mengikuti organisasi atau kepengurusan semasa kuliah dan terlibat dalam event diluar kampus contohnya acara amal atau perlombaan.  
2.       Menyelesaikan pendidikan minimum Strata Dua di Perancis
Dengan setidaknya menyelesaikan pendidikan S2 berarti saya telah memiliki bekal teori yang tergolong cukup sebagai modal awal di bidang kewirausahaan. Saya juga memilih melanjutkan studi ke Perancis (selain karena obsesi pribadi) karena Perancis sebagai pusat mode dunia telah memiliki riwayat yang panjang dibidang mode dan fashion tentunya akan memberikan pelajaran secara implicit akan perkembangan mode dunia. Selain itu tentunya akan menunjang misi pertama saya.
3.       Memiliki keterampilan lain
‘Keterampilan lain’ mungkin masih terdengar absurd, tetapi saya menggunakan kata ‘lain’ dengan makhsud bahwa saya tidak membatasi keterampilan ataupun capability apa saja yang nantinya hendak saya ambil. Keterampilan lain yang saya makhsud bisa jadi dalam bidang bahasa, atau bidang fashion design, nail art, fotografi, bermain alat music atau pun bidang lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan mengikuti pendidikan non-formal (les, seminar, dsb) karena semakin banyak keterampilan (pengetahuan) yang dimiliki maka akan semakin menambah pengalaman dan mengasah kemampuan untuk berinovasi  dan insting dalam memulai berwirausaha.
4.       Modal materil dan pengalaman
Modal dalam bentuk uang merupakan modal yang crucial dalam memulai suatu usaha. Modal ini dapat dicapai dengan memulai karir dengan bekerja di perusahaan lain yang tentunya memiliki korelasi dengan bidang yang saya geluti selama jangka waktu tertentu. Dengan  bekerja untuk orang lain tentunya selain bisa menabung, juga dapat menambah pengalaman saya akan dunia bisnis serta mengasah kemampuan leadership yang sudah seharusnya dimiliki seorang entrepreneur. Pengalaman ini tentunya akan menjadi bekal yang sangat berharga untuk mencapai tujuan saya kedepannya.
5.       Memperdalam wawasan mengenai kebudayaan Indonesia
Berkenaan dengan visi saya yang hendak mengedepankan kebudayaan Indonesia di bidang fashion, tentunya menuntuk saya untuk tahu lebih dalam mengenai kebudayaan Indonesia itu sendiri. Pengetahuan ini tidak melulu harus dilakukan di institusi pendidikan formal, tetapi dapat dilakukan dengan terbagai cara yang lebih menyenangkan seperti membaca buku tentang topic tersebut, searching di internet, melakukan kajian, ataupun dengan berwisata ke daerah-daerah tersebut dimana saya bisa terjun langsung ke dalam komunitas masyarakatnya, berdialog dengan pemangku adatnya, serta mempelajari secara langsung hal-hal yang dapat menjadi inspirasi untuk mengangkat / menerapkan kebudayaan khas Indonesia ke dalam busana fashion yang dipakai masyarakat luas.
6.       Membuat tempat pelatihan gratis untuk wanita dengan keadaan ekonomi menengah kebawah serta di daerah terpencil
Pelatihan yang dimakhsud lebih mengarah kepada keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan untuk membantu memandirikan kaum hawa di bidang financial. Keterampilan ini bisa dalam bentuk kursus menjahit, mendaur sampah menjadi hiasan / mainan, kursus mengetik, dan lain sebagainya.


*maaf atas keterlambatan, lupa di post kan*

1 août 2012

Review Senin, 1 Agustus 2012


Pada hari Rabu, 1 Agustus 2012, diadakan interksi yang pertama dalam rangkaian kegiatan PPAB MTI 2012. Saya tidak datang pada pertemuan hari ini dikarenakan sakit maag yang kambuh. Tapi berdasarkan review yang diceritkan teman-teman saya, kami berkumpul terlebih dahulu di selasar PLN untuk cek spek dan elengkapi tugas. Tetapi sayangnya kami jadi terlambat datang ke GSG, yaitu sekitar pukul 07.35 atau terlambat 5 menit.
Acara kami awali dengan melakukan cek spek.  Ternyata masih banyak dari kami yang tidak lengkap membawa spek. Setelah cek spek, kami pun melakukan pengecekan kuorum. Kuorum yang ditentukan pada pertemuan ini adalah 161 orang, tetapi ternyata peserta yang datang hari ini tidak mencapai kuorum, yaitu hanya 154. Kamipun memilih PJ spek yaitu Andi Dananto dan PJ kuorum Novan Putra.
Kami dimobilisasi ke suatu ruangan di gedung Teknik Industri lantai 3. Disana kami diberikan seminar / talkshow tentang tujuan hidup oleh Kak M. Rihan Handaulah El ’04. Judul talkshow nya adalah A Purpose Driven Life. Berdasarkan penjelasan Kak Ridhan, terdapat 3 macam orang di dunia. Lalu kami juga diberi penjelasan akan bagaimana kiat-kiat memiliki tujuan yng puncaknya adalah Ultimate Goal. Ultimate Goal merupakan irisan dari value, passion, dan challange opportunity. Dalam membuat palnning atau perencnaan, kita perlu memperhatikan 3 poin penting, yaitu rencana yang buruk ialah rencana yang tidk dieksekusi, harus okus pada tujuan, fleksibel dalam jalannya, dan yang terakhir harus syukur dan sabar.
Setelah itu, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat SWOT. SWOT merupakan singkatan dari Strength Weakness Opportunity Threat. SWOT yang kami uat merupakan refleksi dari  diri kami. Kami juga membuat strategi untuk meningktkan strength serta untuk mengurangi weakness kita.
Setelah break, kami melanjutkan kegiatan dengan memnuat time capsule. Time capsule ini merupakan rangkian hal yang ingin kita lakukan untuk menggapai visi hidup kita selama 20 tahun ke depan.
Acara interaksi inipun ditutup dengan pemberian tugas dan berakhir sekitar pukul 16.00

SWOT dan TOWS


SWOT
STRENGTHS
WEAKNESSES
1)      Supel / mudah bergaul
2)      Mudah menangkap / quick learner
3)      Positive thinking
4)      Open minded
5)      Dapat memanage emosi dengan baik
1)      Suka menunda pekerjaan
2)      Kadang tidak on time
3)      Sulit menolak suatu tawaran
Opportunities
Threats
1)      Kuliah di ITB
2)      Lingkungan dan teman-teman yang suportif
3)      Anggota unit Apres! dan Ubala
1)      Orang tua yang suka terlalu khawatir
2)      Kesehatan yang tidak terlalu baik / mudah sakit
3)      Adwal kegiatan yang seringkali bentrok

TOWS

Strength
Weakness
Opportunity
S1O1 perbanyak jaringan
S2O1 belajar dengan efektif agar dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan lain
S4O3 aktif di kegiatan unit
S4O1 mengikuti oprec atau keorganisasian yang diadakan di ITB
W1O2 meminta teman untuk mengingatkan deadline tugas
O2 pasang alaram pengingat agar tidak terlambat
Threat
S3T1 jelaskan sisi positif dari setiap kegiatan agar diberi izin
W1T3 buat skala prioritas dan jadwal untuk time management